Pages

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 08 Januari 2013

BAB I KTI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara  aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel  pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi  dua. Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi  genetik dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi  DNA. (Melnick & Adelberg, 2004)
Semua makhluk hidup memerlukan energi untuk berkembangbiak. Bakteri sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. (Entjang, 2003)
Bakteri bisa berkembangbiak dalam pembenihan atau dalam medium. Medium atau media adalah kumpulan zat-zat organik maupun anorganik yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri dengan syarat-syarat tertentu. Salah satu media yang umum digunakan adalah lempeng agar darah. Lempeng agar darah merupakan media kaya yang bisa di tumbuhi oleh semua bakteri. Media kaya ini terdiri dari Blood Agar Base (BAB) yang diperkaya dengan penambahan darah 5-10%. Penambahan darah bukan hanya sebagai pengaya untuk pertumbuhan bakteri tetapi juga untuk mengetahui karakteristik dari aktivitas hemolitik. (Kurniati, 2010)
Pertumbuhan yang baik akan sangat mempengaruhi bakteri. Begitu juga dengan aktivitas hemolitik merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi spesies bakteri.  β-hemolitik menunjukkan pencernaan lisis dan akan terlihat zona bening sekitar koloni (hemolisis).α-hemolitik menunjukan hanya sebagian melisiskan hemoglobin dan terlihat zona hijau di sekitar koloni.γ-hemolitik (atau non-hemolitik) adalah istilah yang mengacu pada tidak adanya aktivitas hemolitik.
Agar darah kuda adalah media pertumbuhan untuk mengidentifikasi jenis bakteri dansebagai media untuk tes sensitivitas antibiotik dari berbagai bakteri patogen. Dengan menggunakan darah domba atau kuda sebagai pengaya, memungkinkan bakteri untuk tumbuh subur. Agar darah kuda berfungsi sebagai media kultur bakteri.
Staphylococcus mudah berkembang pada sebagian besar media bakteriologik dalam lingkungan aerobik atau mikroaerofilik. Koloni Staphylococcus pada media padat berbentuk bulat, halus, meninggi, dan berkilau. Staphylococcus aureus biasanya membentuk koloni berwarna abu-abu hingga kuning tua kecoklatan. Berbagai derajat aktivasi hemolitik disebabkan oleh Staphylococcus aureus. (Melnick dan Aldelberg, 2008)
Penambahan darah dengan konsentrasi yang tepat sangat berguna untuk pertumbuhan bakteri dan melihat aktivitas hemolitik. Pada penelitian sebelumnya terhadap pertumbuhan Streptococcus sp dengan menggunakan darah domba yang ditambahkan pada LAD, didapatkan konsentrasi yang efektif dalam menumbuhkan Streptococcus sp dilihat dari jumlah koloninya adalah pada konsentrasi 7%. Acuan tersebut dijadikan kontrol pada penelitian ini. (Rina, 2007)
Berdasarkan latar belakang di atas penulis melakukan ingin penelitian tentang “efektivitas variasi konsentrasi darah kuda terhadap pertumbuhan dan aktifitas hemolitik Staphylococcus aureus pada lempeng agar darah.